Semenjak memasyarakatnya media sosial atau medsos, banyak orang mendadak menjadi penulis. Yah...minimal penulis status di beranda fesbuknya sendiri. Menulis menjadi aktivitas harian yang tak pernah lupa dilakukan. Bahkan saking rajinnya update status, segala hal pun dituliskan...
Tak pandang bulu, apakah itu bermanfaat bagi orang lain ataukah menimbulkan mudharat. Tanpa berpikir dua kali, apakah itu aib atau bukan. Prinsipnya: ini berandaku, aku bebas menulis apa saja di sini.
Tak pandang bulu, apakah itu bermanfaat bagi orang lain ataukah menimbulkan mudharat. Tanpa berpikir dua kali, apakah itu aib atau bukan. Prinsipnya: ini berandaku, aku bebas menulis apa saja di sini.
Inilah euforia penggunaan medsos yang menyebabkan kesalahkaprahan penggunaannya. Masih banyak yang belum menyadari bahwa di medsos kitapun terhubung dengan orang lain. Sebagaimana namanya... Medsos itu media untuk bersosialisasi, bukan ajang mengumbar keluh kesah diri layaknya diary.
Di sisi lain, medsos juga menjadi ajang berbagi informasi. Segala jenis informasi, mulai dari kesehatan hingga perpolitikan ada di sana. Hanya dengan sekali sentuh, informasi pun tersebar hingga ke seluruh pelosok dunia. Terkadang kecepatan jari jauh lebih cepat dari kecepatan berpikir kita, sehingga tanpa mencerna informasi terlebih dahulu, tombol 'share' sudah disentuh. Padahal belum tentu informasi itu benar adanya, atau bahkan bisa jadi mengandung keburukan.
Tidak bertemu muka bukan berarti kita bebas mengumbar umpatan dan celaan. Hal ini pula yang harus kita sadari di kala berdiskusi melalui medsos. Betapa seringnya kita jumpai komentar yang mengandung caci-maki, bahkan kata-kata kotor serta sumpah-serapah ketika menanggapi postingan yang tak sejalan dengan pendapat seseorang.
Ketahuilah wahai diri, setiap perbuatan manusia ada konsekuensinya, termasuk aktivitas ber-medsos ria. Allah akan meminta pertanggungjawaban atas setiap aktivitas jari-jemari kita. Jangan sampai kemudahan berbagi informasi malah membuat kita banyak menuai dosa. Entah karena menyakiti hati orang lain lewat debat kusir tak berujung, atau menebar fitnah melalui satu sentuhan jari. Astaghfirullah.....
Alangkah baiknya jika medsos kita gunakan sebagai ajang menumpuk pahala. Menulis status nasihat, ilmu yang bermanfaat, dan menebar informasi yang mampu menggugah kesadaran ummat untuk taat pada Allah. Bayangkan, jika kita gunakan medsos sebagai ajang dakwah -mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran- , lalu postingan itu dibaca dan menginspirasi orang lain, kemudian dibagikan, diikuti..... MaasyaaAllah, amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat akan selalu mengalir untuk kita.
Jadi, mari kita gunakan medsos sebagai ajang berburu pahala!
~Copas tuntas dari mbakku sayang Maya Dewi.
0 comments:
Post a Comment