◄ Vice Versa ►

Friday, June 05, 2015

Kufur Nikmat dan Bakhil | (Tafsir QS al-‘Adiyat [100]: 1-11)


وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا، فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا، فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا، فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا، فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا، إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ، وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ، وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ، أَفَلا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ، وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ، إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ.

"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Lalu ia menerbangkan debu dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya pada harta. Apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka (QS al-‘Adiyat [100]: 1-11)."

Nikmat, Syukur dan Akhirat

Atas semua kenikmatan, semestinya manusia bersyukur kepada Allah SWT. Syukur itu diimplementasikan dalam bentuk ibadah kepada-Nya; tunduk dan patuh terhadap semua syariah-Nya, termasuk syariah-Nya tentang harta; tidak bakhil dan merasa berat mengeluarkan sebagian hartanya untuk menjalankan perintah-Nya.

Akan tetapi, amat disayangkan, tidak sedikit manusia yang bersikap sebaliknya. Sebagaimana disitir surat ini, mereka mengingkari kenikmatan Allah SWT. Kalaupun ada yang diingat dari Allah, justru musibah yang tidak mereka sukai, yang belum tentu juga buruk bagi mereka. Tak hanya itu, akibat kecintaan mereka yang berlebihan terhadap harta membuat mereka pun bakhil terhadap harta yang diberikan kepada dia. Mereka seolah lupa, bahwa harta yang mereka miliki itu berasal dari Allah SWT. Dia pun berkuasa mencabut semua itu kapan pun. Sebagaimana pula Dia juga berkuasa mengganti harta yang telah diinfakkan dengan balasan yang jauh lebih besar.

Surat ini pun memberikan peringatan keras, bahwa manusia tidak dibiarkan begitu saja. Semuanya akan dibangkitkan lagi pada Hari Kiamat. Pada hari itu, mereka harus mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan selama di dunia; termasuk di dalamnya, kekufuran dan kebakhilan yang masih tersembunyi dalam hati. Pada hari itulah, semua perkara menjadi terang benderang. Semua orang mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia.

Wal-Lâh a’lam bi ash-shawâb. []

Tafsir lengkap di sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/13/kufur-nikmat-dan-bakhil/