
Two Thumbs Up!
Untuk gambarnya, pemilihan font, juga warnanya. :)
◄ Vice Versa ►
CONGRATULATION! To Ka' Novir, Bung Donkays, dan Bung Ronjret (urut dari kiri ke kanan). Mereka adalah senior, kakak, guru, sekaligus sahabat di kehidupan saya. Emang udah telat siy, tapi ndak papa lah ya? :) Berharap tertular wisudanya, dan bukan lamanya.
Sabtu pagi, aku masih berkutat di pekerjaan biasa. Bangun, sholat subuh, sarapan pagi, di depan komputer, sambil ditemani suara tivi. Masih belum mandi, tadi aku cuma cuci muka dan gosok gigi. Udara dingin, tapi aku paksakan hidupkan kipas angin untuk mengusir nyamuk-nyamuk iseng, yang lebih hebat dan rajin daripada manusia. Mereka sanggup begadangan, dan pagi-pagi sudah cari penghasilan. Bedanya, begadangan-nya mereka tidak buat ceking badan, tapi justru buat gemuk, sampai-sampai mereka jalan di kulit tanganku, tak sanggup terbang. Plok! Aku reflek, darah nyamuk yang baru saja mati jadi melekat di tanganku. Aku perhatikan lebih dekat, tidak ada garis hitam-putihnya. Aman, pikirku, walau tangan jadi bentol.
Ketika kata mulai berombak, maka yang keluar adalah kalimat indah penuh berkah.Pojok 69 23.06.07 22:31
Ketika perilaku tak cukup satu, maka yang lain akan mengikuti.
Akan saya pajang balon udara di atas rumah.
Yang dengannya saya bisa melihat seisi dunia.
Alhamdulillah, akhirnya saya PKL juga. Tahun lalu, ketika semua teman PKL, sementara badan ini masih asyik berkeliaran di kampus, sering ditanya, (dengan wajah heran), “Ci, masih di kampus? PKL di mana?” Waktu terus jalan, bahkan ada teman yang sudah wisuda, dan dapat predikat terbaik satu universitas pula. Saya masih cengar cengir tidak peduli. Ah, masih ada tahun depan, pikir saya. Tapi, dua hari menjelang pendaftaran terakhir PKL, untuk periode Juli-Agustus, tiba-tiba terbersit pikiran, kenapa gak gw coba aja. Alhasil, sibuk urus
Hari Kamis waktu itu. Perndaftaran paling lambat Sabtu. Sempet ditanya adik tingkat, “Mau PKL di mana Mbak?” Wah, lagi-lagi saya nyengir. Belum tahu. Mau PKL atau tidak saja masih belum pasti.
Dilema antara PKL dan tidak ini karena beberapa faktor. Yang pertama, saya baru tahu kalau pendaftaran PKL paling lambat dua hari kemudian. Itu juga taunya dari adik2 tingkat (yang kebetulan saya mampir ke kampus :p), yang saya lihat pada sibuk bawa-bawa map, ngurus transkrip, dan bukti pembayaran BNI. “Eh, itu bukti apaan sih?” Tanya saya. Kata mereka, “dana PKL mbak. Emang gak ikutan?” Hehe, jurus sakti nyengir gak keruan keluar lagi. Mungkin kalau tidak dilihat orang banyak, saya dah garuk-garuk kepala sambil mengernyitkan jidat.
Akhirnya saya iseng main ke ruang jurusan. Berharap dapat ilham.
Dalam hati, ketika itu, saya tertawa. Saya saja belum PKL, kok ya bisa-bisanya menasehati orang. Ayo, ci, pikirin. Mau PKL gak lo? Tengok kanan kiri, siapa tuh yang ngomong? Walah! Siaul. Bikin saya bingung! Tung tung tung tung tung… (kayak ikyu san).
Terus, alasan kedua, tempat PKL. Saya pinginnya keluar Lampung, karena saya
Terus, alasan ketiga, DUIT. Terpaksa pinjem mama lagi dah. Padahal dah niat, enggak mau pake duit mama. Kalau saya mau PKL di luar, gak mungkin sempat diurus dua hari ini. Yah, satu hari lah. Dana hidup di
*Tuing*
Sampai pikiran aneh mulai melanda (caelah! Bahasanya). Ci, katanya lo mau cepet selesain kuliah, katanya gak mau ngerepotin orangtua, katanya mau nikah muda? Lagian, katanya mau ngelanjut ke S2? Kalo lo gak mulai dari sekarang, kapan lagi?
Halagh! Bener juga, pikir saya. Setidaknya alasan tidak merepotkan orangtua menjadi alasan terkuat saya PKL saat ini. :-)
Yah, Ci. Semangat! Tuntaskan 250jam itu. (n_n).
(Depan computer PKL, Nusa Indah 11:29)
Tanpa bermaksud membanding-bandingkan dengan kaum laki-laki (karna saya yakin Allah menciptakan keduanya dengan proporsi yang sempurna), lihat betapa beruntungnya menjadi sosok wanita.Copyright © 2009 My Mind Palace, Powered by Blogger
CSS designed by Gizhel from Zetya Hardez
Free Blog Templates by DeluxeTemplates.net