Aku tau kau bangga ketika bisa bersua dengan para pecandu isme-isme yang tertera di buku filsafat. Di mana kau merasa bisa tuk merampungkan torehan pemikiran di atas batu bercadas. Namun, berkacalah, bahwa sesungguhnya mereka tak mungkin mampu membaca apa yang kau tulis di kepalamu.
Cobalah sekali-kali kau berdiri di atas jembatan yang akan runtuh. Aku yakin kau takkan seberani sekarang, karena maut yang seolah-olah datang lebih cepat. Maka, keringat dingin yang mengucur membasahi tubuhmu takkan ku pedulikan, karena ku tak heran akan hal itu.
Satu hal yang pasti, aku menunggumu tuk menoleh ke belakang, di mana aku masih setia berdiri di belakang tuk menjemputmu pulang. Hingga kan kau dapati senyumku yang telah lama hilang, akan bersemi seiring dengan tolehan kepalamu.
Hingga kini, kau masih bertahan, tanpa gerak dan kedewasaan. Tanpa suara, gerakan, ataupun tolehan, walau peluhmu sudah membanjiri tempat kita berdiri.
Ayo, ku yakinkan sekali lagi, kembalilah... Sudah lama aku ingin memberikan senyum dan rentangan tangan. Sudah sekian tahun aku menunggu saat keajaiban itu datang. Namun, yang nyata, banjir peluhmu, kini bercampur dengan bening air mataku.
_pojok ruang cendana_
23 Mei 2010. 16:05 WIB
◄ Vice Versa ►
Sunday, May 23, 2010
Imunisasi Anak Cara Islam
Posted by
Unknown
Judul | : | Imunisasi Anak Cara Islam: | ||||
Melindungi Fisik, Akal, dan Mental Anak Secara Menyeluruh dan Syar’i | ||||||
Penulis | : | Ahmad Syarifuddin | ||||
Penerbit | : | Tiga Satu Tiga, Sukoharjo | ||||
Edisi #1 | : | Jumadil Ula 1430 H | Mei 2009 | ||||
ISBN | : | 978-979-17178-2-3 | ||||
Tebal | : | 204 hal; 20,5 cm |
Pada tahun 2003 pernah terbit sebuah buku berjudul “Yang Orangtua Harus Tahu tentang Vaksinasi pada Anak” (Gramedia Pustaka Utama). Konon karena kontroversial, buku itu kini sulit didapat di pasaran. Ia memuat informasi yang mengejutkan tentang vaksinasi yang tidak pernah ditemukan pada media informasi apapun. Jika selama ini vaksinasi adalah suatu keharusan untuk dilakukan pada anak-anak kita dan diklaim aman bagi kesehatan mereka, maka buku itu justru mengatakan “Dalam hal vaksinasi anak, mencegah mungkin tidak lebih baik daripada menyembuhkan.”
Saturday, May 22, 2010
16 Mitos tentang Bayi
Posted by
Unknown
Tak semua mitos itu salah, karena ada juga yang mengandung kebenaran. Namun begitu, segala sesuatu yang menyangkut perawatan bayi lebih baik dikonsultasikan pada dokter. Anjuran dokter sudah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, sedangkan mitos sangat sumir buktinya.
Saat dianugerahi momongan, biasanya orang-orang di sekitar akan memberikan wejangan sebagai bentuk perhatian mereka. Namun, wejangan itu seringkali terdengar tidak logis, bahkan menakutkan, seperti, "Waduh Jeng, kok, baju si Adek direndem? Nanti dia masuk angin, lo," atau "Untuk anak, kok, sungkan-sungkan. Dibedong yang kuat supaya anakmu tidak kagetan dan masuk angin." Bingung, kan. Apa hubungannya baju yang direndam dengan masuk angin?
Saat dianugerahi momongan, biasanya orang-orang di sekitar akan memberikan wejangan sebagai bentuk perhatian mereka. Namun, wejangan itu seringkali terdengar tidak logis, bahkan menakutkan, seperti, "Waduh Jeng, kok, baju si Adek direndem? Nanti dia masuk angin, lo," atau "Untuk anak, kok, sungkan-sungkan. Dibedong yang kuat supaya anakmu tidak kagetan dan masuk angin." Bingung, kan. Apa hubungannya baju yang direndam dengan masuk angin?
Labels
Blog
(2)
catatan perjalanan
(14)
Curhat
(12)
demokrasi
(5)
Donald Trump
(1)
Download
(2)
Facebook
(1)
Filsafat
(1)
Hadist
(3)
hukum syara
(3)
ideologis
(7)
info bayi
(3)
Irena Handono
(1)
Islam
(37)
Kapitalisme
(4)
Kesehatan
(1)
Kuliah
(2)
Media
(3)
Muslim Music
(2)
Muslimah Negarawan
(1)
Muslimah Peduli Negeri
(1)
My Design
(1)
My Family
(2)
Nafsiyah
(1)
pendidikan
(1)
Privacy
(1)
Sejarah
(4)
Sosial
(1)
Teknokra
(1)
Tsaqofah
(4)