Suatu hari saya sengaja tidak membawa motor. Berbekal ongkos tidak seberapa, saya berangkat dengan segala resikonya. Dengan membaca basmalah dan ayat kursi, berharap perjalanan saya ini membawa hikmah. Bagi sebagian orang, mungkin perjalanan ini biasa. Tapi tidak bagi saya. Menyusuri kota dengan berjalan kaki, yang tadinya tubuh dimanjakan dengan kemudahan kendaraan selama beberapa lama, bukanlah sesuatu yang mudah.
Ayo, Ci, you have to be strong. Lawan lemahnya dirimu. Ayo Lawan... Lawan... Kalimat itu terus-terusan terngiang di kepala. Kalau saya tidak keluar dan berusaha lepas dari semua kemanjaan, yang ada adalah saya akan terus-terusan sakit. Sempat beberapa waktu saya menjadi orang yang begitu tidak berperasaan, tidak peduli akan lingkungan sekitar, serta masa bodo dengan segala keadaan. Banyak sahabat yang sms, tidak saya balas karena kebetulan pulsa pun habis.
Tas selempang yang saya bawa hanya berisikan uang, botol minum, tissue, buku coklat favorit+alat tulis, dan hape+flashdisknya. Sewaktu menunggu bis di perempatan taman, udara masih tenang. Polusi belum banyak. maklum saja, saya pergi pagi-pagi. Tak lama kemudian, bis pun muncul juga. Dan seperti biasa juga, saya memilih duduk di paling depan dekat jendela samping pak supir. Kalau tiba-tiba ramai kan, bisa aman, pikir saya.
Awalnya tujuan saya pergi memang untuk menyusuri kota. Turun di Bambu Kuning, dan inilah awal perjalanan saya.
(Tunggu tulisan selanjutnya)
◄ Vice Versa ►
Thursday, June 07, 2007
Labels
Blog
(2)
catatan perjalanan
(14)
Curhat
(12)
demokrasi
(5)
Donald Trump
(1)
Download
(2)
Facebook
(1)
Filsafat
(1)
Hadist
(3)
hukum syara
(3)
ideologis
(7)
info bayi
(3)
Irena Handono
(1)
Islam
(37)
Kapitalisme
(4)
Kesehatan
(1)
Kuliah
(2)
Media
(3)
Muslim Music
(2)
Muslimah Negarawan
(1)
Muslimah Peduli Negeri
(1)
My Design
(1)
My Family
(2)
Nafsiyah
(1)
pendidikan
(1)
Privacy
(1)
Sejarah
(4)
Sosial
(1)
Teknokra
(1)
Tsaqofah
(4)